Pages

Rabu, 24 November 2010

BOKEH

Bokeh dalam dunia fotografi pertama kali dipopulerkan oleh Mike Johnston, editor majalah Photo Techniques pada tahun 1997. Kata bokeh ini berasal dari bahasa Jepang boke yang berati “blur”atau “haze”. Istilah bokeh dalam fotografi diartikan sebagai area blur atau area out-of-focus atau “the way the lens renders out-of-focus points of light”. Bokeh dengan mudah bisa terlihat ketika fotografer memilih untuk melakukan pemotretan dengan Depth of Field sempit sehingga lebih banyak ruang yang out-of-focus, akibatnya muncul bokeh yang signifikan dalam foto tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana bokeh terbentuk adalah:

1. Jumlah dan bentuk blade aperture pada lensa.

Untuk menentukan besar kecilnya aperture pada lensa; umumnya lensa menggunakan mekanisme yang terbentuk dari beberapa keping metal atau plastik (blade). Beberapa blade dalam lensa ini yang membuka dan menutup membentuk lubang aperture pada lensa

Mekanisme blade pada aperture lensa

Lensa dengan jumlah blade yang cukup banyak akan membentuk bokeh yang mendekati bentuk circular (lingkaran). Sedangkan lensa dengan jumlah blade yang tidak terlalu banyak (contoh 6 blade) akan membentuk bokeh yang cenderung berbentuk polygonal.
Lensa dengan 6 blade menghasilkan bokeh berbentuk polygonal
 Beberapa perusahaan pembuat lensa berusaha membuat bokeh dengan bentuk yang circular smooth. Selain dengan menggunakan lebih banyak blade, cara lain adalah dengan membuat bentuk blade yang melengkung (curved blades). Bentuk blade yang melengkung akan menghasilkan bentuk bokeh yang lebih circular.

Polygonal Bokeh
Circular Bokeh
                                                                                                     

2. Karakteristik spherical abberation dari lensa.

Tergantung dari kualitas material yang digunakan untuk membuat lensa dan proses fabrikasinya, setiap lensa memiliki karakteristik spherical abberation yang berbeda-beda. Spherical abberation adalah efek optikal yang terjadi pada saat cahaya mengenai atau masuk ke dalam lensa. Karena karakteristik dari material pembentuk lensa yang unik maka tiap lensa akan menghasilkan pantulan sinar cahaya yang berbeda di bagian pinggir maupun di bagian tengah dari lensa tersebut.

Berbagai bentuk Spherical Abberation

Karena efek spherical abberation di atas, maka iluminasi (terang-gelap) dari bentuk bokeh juga berbeda-beda tergantung dari lensanya. Ada yang lebih terang di pinggir dan lebih gelap di tengah, atau sebaliknya (gelap di pinggir dan terang di tengah), atau ada juga yang memiliki tingkat iluminasi yang sama baik di pinggir maupun ditengahnya.

Masih dikarenakan karakteristik spherical abberation pada lensa ini, beberapa lensa menghasilkan bentuk bokeh yang berbeda di depan area fokus dengan bentuk bokeh yang berada di belakang area fokus pada foto yang sama. Beberapa tidak menghendaki efek bokeh seperti ini namun ada juga yang lebih prefer dengan efek bokeh seperti ini karena semakin dekat ke area fokus bentuk bokeh umumnya semakin gelap sehingga menghasilkan bokeh yang lebih smooth dan menyatu (blend in). Nikon contohnya membuat lensa yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur spherical abberation dari lensa tersebut yaitu Nikon 105mm f/2 DC (DC = defocus control).

3. Karakteristik comatic abberation pada lensa.

Efek coma adalalah efek optik yang terjadi biasanya dikarenakan ketidaksempurnaan pada lensa tersebut. Apabila berada diluar fokus, bagian-bagian optikal yang berada di dalam lensa tidak dengan tepat merefleksikan cahaya yang masuk pada titik yang tepat. Akibatnya pada area out-of-focus ini image cenderung terdistorsi. Hal inilah yang kemudian menghasilkan bentuk swirly bokeh, yaitu area bokeh yang terdistorsi berbentuk melingkar. Bentuk bokeh seperti ini biasanya sering ditemukan pada lensa-lensa lama.

Swirly bokeh dengan lensa Cosmicar 75mm
Swirly bokeh dengan lensa Carl Zeiss Jena Biotar 75mm



4. Elemen di depan lensa.

Contoh paling baik adalah lensa mirror atau catadioptric lens. Karena mekanisme mirror lens mengharuskan adanya elemen mirror di bagian depan lensa yang apabila dilihat tepat berada di tengah jalur masuk cahaya melewati bukaan aperture; maka bentuk bokeh menjadi berbentuk seperti kue donat. Hal ini dikarenakan adanya elemen mirror berbentuk lingkaran pada lensa tersebut yang berada di depan lensa.
Tokina mirror lens 500mm f/8
Bokeh donat dari mirror lens

Rabu, 17 November 2010

Bagaimana Cara Setan Menelanjangi Wanita

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis-su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pekaian muslimah. Berikut ini tahapan-tahapannya.
 1.      Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’I, pakaian ya pakaian, apapun bentuk dan namanya.
Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian juga ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.
Berbeda halnya jika seseorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’I (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab sayr’I tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan berdalih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?
Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju yang panjang?” Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakaian model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihatnya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik, “Tuh tidak apa-apa kan?”
Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.
Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.
Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
Setan bebisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang.” Setan memberi ide baru.
Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan kainnya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih fiminin.” Begitu dia menambahkan. Walhasil, pakaian tersebut akhirnya membudaya dikalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi shallallahu ‘alalihi wasallam sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).
Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan dating lagi. Dan sebagaimana biasanya diamenawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha? Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”
Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy.” Katanya.
Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan, dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’I yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.
1.      Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampakkan bagan aurat tubuhnya.
Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Setan berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kalau kamu pakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”
Maka, para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.
Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah terbiasa dilakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual dipasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja. Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”
Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat pribadinya, sehingga apa saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka, terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya ke mana saja dia pergi.
Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun, buru-buru- bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dahulu para lelaki mengangkat pakaiannya setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”
“Tetapi…apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki?” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dahulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum lelaki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”
Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dikenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

1.      Serba Mini
Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar indah.”
Maka, akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagina punggungnya dan berbagai model lain yang serba mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pekaian resmi, pakaian melam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dimiliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.
Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini). Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan setan telah berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi kaum Wanita”. Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu.” Setan tak mau ambil resiko.

Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua dirumah atau guru disekolah  jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sanagat sulit bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapat laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.
Wallahu a’lam bish shawab
Sumber ide dan pokok pikiran: Kitab “At-Ta’ri Asy-Syaithan”, Adnan Ath-Thursyah, disadur bebas.
*kitab istimewa entah sudah ada terjemahannya atau belum*